Potensi Manusia: Qalbu, Bashar, Sama’ dalam Pendidikan Islam
Abstract
Tuhan telah memberi manusia karakteristik yang luar biasa yang membedakan mereka dari makhluk lain. Manusia memiliki hak yang lebih besar untuk dihormati daripada makhluk lain karena keutamaannya. Manusia diberi tanggung jawab untuk menjadi khalifatullah fi ardh, atau wakil Tuhan di muka bumi, karena manusia adalah ciptaan Tuhan yang utama dan terbaik dan memiliki sarana untuk itu berkat keterampilan yang dimilikinya. Intinya, orang mampu pada tingkat fisik dan spiritual. Potensi ruhani dikaitkan dengan kata insan, sedangkan potensi jasmani dikaitkan dengan kata basyar. Sebagai pendukung, pewaris, dan inovator budaya, manusia memiliki kemampuan untuk mengatur bumi sebagai khalifah. Dengan potensi tersebut mampu menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, sebagai pendukung, penerus dan pengembang kebudayaan. Manusia adalah makhluk luar biasa yang mampu melakukan apa saja. Manusia telah membuat kemajuan dan perkembangan yang signifikan hingga saat ini. Ini karena otak manusia memiliki potensi yang luar biasa. kapasitas manusia untuk menyerap dan menyimpan banyak memori. Otak manusia telah menghasilkan berbagai macam inovasi inovatif. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha menunjukkan penghargaannya atas nikmat Allah, salah satunya dengan menggunakan otaknya sedemikian rupa sehingga mengangkatnya menjadi makhluk yang mulia di mata Allah dan masyarakat. dapat diartikan potensi adalah kekuatan, bakat, atau kekuatan inti yang berotensi untuk dikembangkan. Potensi adalah sesuatu yang bisa kita kerjakan. Potensi dapat dipahami sebagai kemampuan mendasar dari sesuatu yang masih belum tergali dan menunggu realisasi menjadi sesuatu dengan kekuatan sejati.
References
Abdul Rahman Sholeh, Pendidikan Agama dan Pengembangn untuk Bangsa, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005)
Abuddin Nata, 1997,Filsafat Pendidikan Islam 1, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Baharuddin dan Moh Makin, 2007, Pendidikan Humanistik; Konsep, Teori, dan Aplikasi Praktis dalam Dunia Pendidikaan Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Majdi, Udo Yamin Efendi. (2007). Quranic Quotient. Jakarta: Qultum Media,
Munzir Hitami, Menggagas Kembali Pendidikan Islam Yogyakarta: Infinite Press, 2004
M Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai Persoalan Umat, 1998, Bandung: Mizan.
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam: Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam. Sunan al-Tirmizi (no. 1514) dan Sunan Abi Dawud (no. 5105)
Sarjono. DD., Panduan Penulisan Skripsi, (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2008),
Tim Penterjemah/ Penafsir Al Qur’an, 1971, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penterjemah/ Penafsir Al Qur’an.
Wiyono, Slamet. (2006). Managemen Potensi Diri. Jakarta: PT Grasindo
Zed Mestika, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta : Yayasan Bogor Indonesia, 2004)
Copyright (c) 2023 Abdul Rahman
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.